Yehaaaaaa ini chaptered fic ya jadi belom selese dan on proses masih mikir XDD
author: UknowMail
main cast: Mayla(F), Dio(M), dan Henry(M)
genre: crack (??) maybe turn into angst hehe, pg 15
disclaimer: Semuanya fictional ye, kalo ada kesamaan nama ato alur cerita ya pura2 aja ga tau deh XD
Mayla's pov
"oi! kamu suka sama kak Henry kan?" Tiba2 sebuah suara mengejutkanku. Waks! Ketauan nih!
"Hah?! Henry? Kak Henry siapa?" Mudah-mudahan actingku cukup bagus untuk menipunya.
"Eiii... udah deeh. Gua tau lo suka mata-matain dia" ternyata temanku, Fitri ini tidak sebodoh diriku -.- untuk ditipu!
"E...enggak kok. Kak Henry siapa aja gua ga tau. Udah ah gua mau ke kantin, daaaah!"
tanpa basa basi aku langsung lari kekantin membawa perut ini menuju rumahnya.
-dikantin-
"Yaiyalaaaaah! Elo sih obvious banget! Makanya kalo matain gebetan tuh jangan didepan kelasnya didong!" Omel Dio. My one and only my childhood friend.
"Ya terus gimana? Masa matai2n di ruang kepala sekolah -.-"
"Masuk dong, labrak ke kelasnya trus ke mejanya! Nah lo plototin deh sampe puas! " Si bodoh ini.........plak!
"Woy! Ga sopan lu mukul2 pala gua! Gua lebih tinggi tauk!" Dio mengusap kepalanya. Bete.
"Ya elo sih, udah bego, ditularin lagi kegua! Ya ga mungkin dong gua kekelasnya begok!" Geram, kupukul lagi kepalanya dengan sendok bakso ku.
"Ya terus gimana...MAY.LA.PUT.REEEEE?"
"ya gimana kek... "
"Iya gimana elo maunya?"
"Iya gimana yaaa"
"Yg jelas dong maunya gimana!"
"Hmmmm gima...au! Bisa ga mukul ga?!"
Aku mengusap pelan jidat ku yg jadi korba pemukulan sendok Dio.
"lha elo gua tanya gimana malah nge-'gimana?gimana?-in gua. Keburu dingin ni baso nunggu in lo ngomong!" cerososnya.
"Sssst jangan berisik!" kututup mulut Dio supaya diam.
"He? Knapa? Knapa? "
Dio menoleh ke arah yang sama dengan ku.
Sesosok manusia yg tadi sedang kami bicarakan sekarang sedang berjalan menuju kantin.
Henry... gumamku. Henry. Cowok yg selama ini sering menarik perhatianku. Terkenal dengan ekspresi dinginny yang suka membuat orang jengkel dan beberapa menganggapnya cool. Sudah bisa ditebak yang menganggapnya cool hanyalah cewek-cewek jelalatan yang suka menggosip.
"Tau ga sih dia jadi dingin gitu karena orang tuanya cere!"
"Eh dia itu pas kecil sering dipukulin papanya makanya sekarang kayak gitu."
"Waaah kata mbak iyem pembantuku, dia itu dulu pernah kelilipan cabe makanya nyipit nyinis gitu!" Nah yg ini jelas gosip murahan!
Aku sih ga pernah bertanya2. Ngapain sih ngurusin orang, pikirku. Yg penting dia ga bikin onar, makan ga ngutang, ga narkoba, dan cakep. Muehehe.
Pletak! Tersadar dari lamunanku, aku menoleh pada Dio.
"Suka banget sih mukul pala orang hah? Ga sopan lo pasti diajarin si item Kai itu kan? Iya kan? Makanya elo kalo nyari temen yg ben...euf." Tak selesai aku menceramahinya karena kyungsoo keburu menyumpal mulut ku dengan bakso jumbo yg td ad di manngkoknya.
"Diem.lu.begok.Henry.kesini.! " kata Dio pelan. Hampir tak terdengar sampai aku harus membaca gerak bibirnya.
Serous lo?! Batin ku.
Kemudian aku mengintip dari ekor mata ku. Waks! Mendadak muka ku panas. 2 meter di depan ku, Henry berjalan ke arahku dengan gaya im-a-perfect-boy nya.
Shit! Mau nyembuynyiin muka dimana nih?! Apa ketauan yak gua ngeliatin dia tadi? Ato jangan2 dia mau nembak gua lagi. Aduuuuh gua belum siap mati mak! Trus kalo beneran, gua jawab apa dong? Terima? Yah murahan bgt gua. Kenal enggak, maen trima out of blue aja. Tolak? Woooh gilak jangan banget. Trus gima.... na? eh? dia lewatin gua?!
Khayalan buyar saat myungsoo ternyata cuma melewati bangkuku karena mau beli sup ayam yg kebetulan ada dibelakang tempat dudukku. Malu bangeeet. DIo terbahak2 tak bersuara melihat muka merah dan bingungku.
Tuhan, demi apa aku bisa temenan sama makhluk cebol dan belo ini. Coba kasih aku temen tuh kayak kak Kris, seniorku d smp. Haaah malah dikasih makhluk ginian -.- jauh harapan dari kenyataan, batinku.
"Sorry, bisa duduk disini?" suara berat yang untuk pertama kalinya kudengar membuatku kaget. HENRY! aku hampir menjerit.
Henry bediri tepat dibelakangku sambil memegang nampan berisi semangkok sup dan sekotak susu coklat.
"Duduk aja!" senyum Dio.
Kampret nih anak. Gua harusnya yang ngomong gitu!! Kujeliti kyungsoo yang tersenyum bangga sudah menggagalkan rencana ku.
"Oi, Mayla, kamu ada jam tambahan kesenian kan? Sana masuk kelas!" Out of blue, Dio mengusirku.
"Eh? Masa? Aku blum ngabisin basonya," aku mencari alasan.
"Udah sana pergi nanti gua bungkusin sekalian mamangnya deh. Gih masuk kelas ntar lo distrap ngedangdut kayak minggu kemaren."
Kurang ajar nih cowo merusak image gue aja! Karena sudah terlanjur malu, kuputuskan untuk pergi dari situ. Sebelum keluar dari pintu kantin, sekali lagi aku menoleh kebelakang menatap kak Henry yang sedang menghisap susu coklatnya. Lalu kuambil hape dan buru2 mengirim sms ke Dio.
- Quote :
- To: DioBelo'
From:Mayla
'belo', tolong introgasi dia dong pleeees, ntar gua lunasin utang lo minggu kmaren deh!'
Kututup hapeku dengan senyum yang mengembang.
......
*Dio's pov*
Setelah mengusir cewe bawel itu, tiba2 dia sms menyuruhku untuk mendapatkaan informasi Henry. Hah. Untuk apa aku menggali informasi sepupuku sendiri?
Ya Henry itu sepupuku. Anak dari kakak ibuku. hanya berbeda setahun denganku.
"Tumben kekantin, Kak?"
"Bosen aja dikelas ga ada kerjaan."
"Hmm," aku mengangguk. Percakapan yg membosankan.
"Yg tadi cewe kamu? Kok diusir? Gue nganggu y ?"
"Hah? Aaa... engga kok. Temen deket."
"hmm" kali ini dia yang ber-hmm ria.
"Lucu" gumamnya.
Aku terkejut.
Shit! Batinku.
TBC
Home 
